Kamis, 23 Februari 2012

Islam dan Dunia Mode Masa Kini


            Dunia mode adalah dunia yang penuh pesona dan penuh kegemerlapan. Apabila kita secara seksama mengikuti perkembangan dunia mode, maka sesuatu yang segera tampak dengan jelas adalah bahwa mode itu tidak statis, melainkan terus menerus mengalami perubahan (dinamis). Ini membuktikan bahwa manusia itu kreatif, selalu menciptakan hal-hal yang baru termasuk dalam lapangan mode. Dengan akalnya, manusia dapat  mengembangkan daya kreatifitasnya sehingga dapat menciptakan sesuatu sesuai seleranya. Berbeda dengan binatang yang tidak mempunyai akal, ia akan tetap mengulang pola kelakuannya yang itu-itu juga, setereotip. Seperti halnya sarang laba-laba, sejak ratusan tahun yang silam tetap sama dengan sarang laba-laba sekarang dan yang akan datang.
 
            Para perancang mode pakaian biasanya cenderung untuk “memodernisasi” potongan pakaian sesuai kreasi mereka. Hal ini dapat kita lihat betapa pesatnya perkembangan mode itu. Setiap saat ada saja kreasi-kreasi baru yang dengan sekejap mata telah merata.
Muda-mudi senang sekali memakai pakaian dengan mode baru, suatu hal yang membuktikan bahwa mode baru itu mempunyai daya pikat kuat terhadap kaum remaja. Terlebih berkembangnya mode pakaian pada wanita, maka nampaklah berkembang secara pesat mode tersebut. Mode pakaian pada remaja putri sudah cukup “maju”. Bahwa pakaian yang fungsinya justru sebagai penutup rahasia tubuh (aurat), kini potongan pakaian itu dibuat semakin nyeksi dan menggetarkan syahwat.

            Mode pakaian yang lebih banyak menonjolkan syahwat atau keseksian tubuh wanita, yang pada mulanya di produksi dan diintroduksi di dunia barat oleh para perancang mode disana, kini telah terpengaruh dan berjangkit melanda sebagian besar masyarakat kita. Menurut para ahli sosiologi, mode adalah penyakit mental epidemic, dimana masarakat penirunya di jangkit penyakit gangguan jiwa, sehingga mereka cenderung meniru-niru tanpa pertimbangan cocok atau tidak. Kreasi mode itu dicaplok begitu saja tanpa pemikiran yang matang. ‘Demam meniru’ ini merupakan semacam penyakit mental, asal meniru saja tanpa mengetahui apakah potongan pakaian seperti itu selaras atau harmonis dengan keadaan badaniah atau keadaan alamiah setempat.
Bagaimana dengan hukum islam? apakah islam menolak mode? tidak, asalkan mode pakaian itu menutup aurat.
            Oleh karena itu, model pakaian orang islam Indonesia tidak perlu sama persis dengan pakaian orang barat. Namun suatu hal yang harus sama adalah bahwa pakaian orang islam dimana saja harus menutupi aurat, sebab aurat yang terbuka adalah salah satu pertanda bahwa moralitas mulai ambruk. Sejak beberapa dekade terakhir ini, di beberapa desa atau kampung yang telah banyak mendapat pengaruh dari luar akibat hubungan-hubungan yang lebih terbuka sebagai akibat kemajuan komunikasi masa, serta pengaruh sampingan modernisasi dan pengaruh modepun terlihat disana. Suatu hal yang tak dapat disaksikan pada puluhan tahun yang silam. Apabila mode pakaian yang lebih banyak ini membuka aurat ini dianggap sebagai modern, maka masalah ini harus mandapat perhatian serius dari keluarga-keluarga muslim. Etika dalam cara kita bergaul kini sudah ditinggalkan, mode banyak di nomor satukan, seakan-akan mereka tidak mau ketinggalan zaman. 

            Islam tidak menampik mode (estetika) pakaian, tetapi justru sebaliknya. Islam menghargai kekreatifitasan, karena itu mendorong daya cipta dan selalu menggalakkannya untuk selalu mencipta dan berkreasi. Dalam hal teknologi dan mode, suatu unsur kebudayaan barat yang begitu maju dan dikagumi, yang juga banyak dipakai dan diambil alih oleh banyak negara modernisasinya. Pemakaian dan pengambilalihan teknologi serta mode itupun tak usah membuat suatu bangsa menjadi barat, remaja muslim Indonesia harus menjadi remaja muslim Indonesia, remaja adalah masa depan. Jika remaja selamat maka akan selamat masa depan umat. 

                  Diluar sana, musuh-musuh islam membuat jebakan untuk remaja supaya mereka hancur lebur hingga tak dapat diharapkan lagi. Agar memiliki pola pikir dan tingkah laku islami, maka remaja wajib dididik dan dibina berdasarkan akidah islam. Kini yang dibutuhkan masyarakat adalah remaja yang bertaqwa, mengerti akidah islam dan beriman. Memang tidaklah mudah jika kita hidup pada jalan Allah, jalan yang penuh keridloan dan juga ketaatan. Pada saat ini, remaja yang beriman bagaikan ikan yang hidup di permukaan aspal yang kering dan panas, menggelepar kepanasan. Jika tidak ada yang segera menolongnya dari kekejaman tersebut, maka ikan itu akan benar-benar mati. Dari contoh tersebut, kita bisa melihat jika remaja-remaja muslim sekarang seperti itu, maka beberapa tahun yang akan datang, remaja tentu sudah tidak bisa diharapkan dan di banggakan. Janganlah jual jati diri ini, jadilah remaja muslim yang sopan dan berwibawa serta mampu mengangkat norma-norma keislaman.

*) Oleh : M. Jamalluddin, Penulis adalah siswa kelas XI IPA 1


0 komentar:

Posting Komentar

About Magazine

Foto saya
ATH THULLAB adalah majalah tahunan Madrasah NU TBS Kudus, yang di terbitkan oleh segenap PP-IPNU MA NU TBS. ATH THULLAB sekarang sudah mengijak pada edisi 17 dengan tampilan yang apik dan mengalami rovolusi serta pembaruan di berbagai rubrik. Akhir kata, Selamat membaca..

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More