Rabu, 08 Juli 2009

Santri Dalam Era Globalisasi

Di era yang semakin global dan modern ini, teknologi telah berkembang pesat. Kecanggihan teknologi yang berasal dari dunia Barat seakan mulai melekat di masyarakat kita. Perkembangan teknologi yang kian pesat ini di butuhkan filter, khususnya para santri dalam mengikuti dan meniru gaya hidup serta budaya Barat.

Dalam menghadapi modernisasi ini diperlukan adanya nilai moral dan keimanan. Sebab, agama adalah salah satu kebudayaan yang berlaku secara universal. Agama tidak membedakan status para pemeluknya. Setiap orang diwajibkan untuk menjalankan semua hal yang diperintahkan oleh agama dan menjauhi segenap larangannya tanpa terkecuali. Agama tidak mengajarkan kejahatan kepada pemeluknya.

Namun, manusia kini mulai meninggalkan ajaran-ajaran agama, seperti terlalu sibuk menekuni dunia teknologi sehingga ibadahnya terbengkalai. Teknologi telah membutakan mata manusia. Dengan teknologi mereka merasa bisa menciptakan dan melakukan hal-hal yang dulunya mustahil, mendapatkan apa yang mereka inginkan serta menciptakan dunia yang mereka sebut ‘surga’.

Agama dan Teknologi
Tak bisa dipungkiri, teknologi telah menimbulkan revolusi kehidupan manusia. Memang teknologi adalah bagan dari kebudayaan yang dihasilkan manusia, tetapi dalam perkembangan selanjutnya teknologi mempengaruhi manusia. “Ada hubungan timbal balik antara manusia dan teknologi yang telah dihasilkannya” ujar Bapak Mahmud Arif.

Dengan teknologi manusia bisa mengatasi keterbatasan dirinya, bahkan mengubah dunia. Menurut Dr. Mahmud Arif yang juga seorang dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, “Ini adalah dampak revolusioner kemajuan teknologi, mengingat begitu banyak sesuatu yang dulu tidak mungkin menjadi mungkin, sesuatu yang dulu tak terpikirkan menjadi terpikirkan, sesuatu yang dulu sulit menjadi mudah, sesuatu yang dulu tidak dibutuhkan menjadi dibutuhkan,” contoh kecil, dulu manusia tidak bisa terbang karena tidak bersayap. Akan tetapi, berkat kecanggihan teknologi kedirgantaraan manusiapun bisa ‘mengangkasa’ laksana burung. Dulu terbang adalah sesuatu yang tak terpikirkan oleh manusia, namun sekarang menjadi sebuah kenyataan.

Dunia Islam pernah menjadi sumber teknologi. Pengetahuan dan filsafat yang berkembang di Yunani kala itu cenderung spekulatif dan metafisis. Kemudian setelah diwarisi dan dikembangkan oleh para ilmuwan dan filsuf muslim, kecenderungan tersebut diubah menjadi bernuansa empiris, sehingga mampu menghasilkan beragam sains dan teknologi, seperti dalam bidang astronomi, kedokteran, kimia, dan kelautan. “Berdasarkan pengalaman sejarah ini, semestinya kita tidak lagi gamang atau malu-malu kucing terhadap penguasaan teknologi. Penguasaan teknologi adalah pilar kejayaan Islam di masa lalu, bahkan penguasaan teknologi adalah pilar kejayaan bangsa dimanapun dan kapanpun.” ungkap Pengurus LP Ma'arif PWNU DIY.

Di sisi lain Bapak H. M. Ulin Nuha, MA (Pengajar MA NU TBS). berpendapat bahwa keberadaan teknologi tidak akan mengurangi potensi santri, tetapi justru menambahnya. “Dulu santri mengadakan suatu bahtsul masa’il (diskusi yang berhubungan dengan ilmu agama) masih mengalami kesulitan karena kitab-kitab yang ada dulu masih manual dengan membaca dari satu halaman ke halaman lain diperlukan waktu yang cukup lama dalam pencarian dalil atas pemecahan masalah. Namun, karena adanya kemajuan teknologi santri cukup mengakses ke komputer dan membuka maktabah syamilah (Software yang berisi ratusan kitab di dalamnya). Maka dengan adanya kemajuan teknologi tersebut santri bisa mempelajari beberapa kitab dalam waktu yang sangat singkat, cepat dan akurat. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan teknologi justru akan menambah potensi santri khususnya tentang ilmu pengetahuan agama.” jelasnya.

Teknologi memang sangat penting dalam kehidupan, namun tidak semuanya cocok bagi santri. Saat ini teknologi yang cocok dan wajib dikuasai adalah teknologi informatika. Mungkin lima atau sepuluh tahun yang lalu tidak ada istilah internet, namun saat ini santri sudah tidak dapat menghindar lagi, karena internet sekarang sudah menjadi kebutuhan bahkan Ilmu-ilmu agama bisa diperdalam melalui internet. Internet bisa diibaratkan sebagai fasilitas seperti kendaraan sepeda motor ataupun mobil. Mobil bisa digunakan untuk mencuri namun juga bisa untuk pergi melaksanakan ibadah. Semua tergantung pada penggunanya. Begitu juga, teknologi yang saat ini tidak bisa dibendung lagi dan ini harus bisa dikuasai santri.

Dampak Teknologi
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi selalu menimbulkan dampak positif dan negatif bagi manusia khususnya para santri, baik yang sudah menguasai teknologi maupun yang belum. Adapun dampak positif menguasai teknologi adalah santri menjadi lebih siap dan tidak gagap ketika mereka nantinya terjun di masyarakat dan menjadi lebih percaya diri daripada santri yang belum menguasainya. Wawasan keilmuan yang dimilikinyapun jauh lebih luas.
Dampak negatif dari penguasaan teknologi bagi santri antara lain penyimpangan norma-norma agama. Mereka akan lebih mudah terpengaruh oleh tipu muslihat orang-orang ‘tak bernorma’ seperti film porno, kata-kata kasar, berjudi, serta hal-hal lain yang dilarang oleh agama. Jika tidak dibekali oleh iman yang kuat, niscaya lama-kelamaan mereka akan terpenuhi oleh sifat-sifat buruk tanpa disadarinya.

Begitu juga pendapat KH. Syafiq Nashan, keuntungan santri dalam penguasaan teknologi sangat positif bagi kemajuan bangsa. Ketua MUI Kudus ini juga menambahi “dengan teknologi USA sampai bisa diangaap sah menyerang Irak. Informasi dari USA yang menganggap irak mempunyai senjata pemusnah massal, yang kemudian USA dianggap benar dan akhirnya menginvasi Irak.”, semua itu dilakukan dengan info-info yang didasari teknologi-teknologi cangih.

Begitu pula santri akan mantap untuk berdakwah jika disertai sesuatu yang menarik, interaktif dan di percaya. Misalnya santri dapat menyampaikan dakwah melalui Facebook dengan tayangan yang simple dan interaktif serta menarik bagi semua kalangan sehingga banyak orang yang tertarik. Orang akan lebih terpengaruh oleh hal seperti itu, begitu juga dalam hal perfilman, santri yang cakap teknologi akan membuat film sebagai media dakwah dengan tema-tema yang Islami dan pastinya dapat di jadikan teladan yang baik, maka hal itu akan lebih berdampak positif. Karena itulah dampak positif masih tetap ada bagi santri yang menguasai teknologi.

Teknologi adalah sebuah sarana sebagaimana harta, jika berada di tangan orang yang sholeh maka akan dimanfaatkan untuk kebaikan, begitu pula sebaliknya teknologi bisa menjadi senjata. Santri yang tidak menguasai teknologi akan semakin tertinggal oleh lajunya situasi yang semakin menuntut penguasaan teknologi terutama Informatika. Berbeda dengan yang menguasai teknologi informasi mereka bisa melihat jaringan-jaringan yang ada sehingga wawasannya lebih luas. Oleh karena itu, santri harus bisa menguasai teknologi kalau tidak ingin menjadi orang yang ditinggalkan.

Sekarang ini manusia hidup di era informasi, suatu era dimana “penguasa” informasi adalah kunci untuk bisa mengambil manfaat sebesar mungkin dari kompetisi dalam hidup. Penguasaan informasi antara lain menuntut dimilikinya kemampuan mengakses, mengolah, memanfaatkan, dan menyebarluaskan informasi yang digunakan untuk beragam kepentingan secara cepat dan tepat. Di sinilah, pengetahuan dan softskills memegang peranan penting untuk membekali kesiapan diri kita dalam memasuki kancah kompetisi di era kompetisi tersebut.

Salah satu ciri kehidupan di era informasi adalah desakan Information Communicatrion Technologi (ICT) terhadap “ruang” dan “waktu”. Bagi aktifitas manusia, adalah menciptakan ruang dan waktu tanpa batas, sehingga jagat kehidupan manusia menjadi terasa menyempit dan sekaligus meluas, dengan aneka suguhan informasi, seperti pengetahuan, hiburan, gosip, dan pendidikan. Itulah suatu realitas baru yang senantiasa menghampiri langkah kita, mempengaruhi kesadaran, dan menghadirkan begitu banyak peluang dan tantangan baru. Pendek kata, sangatlah tidak mungkin jika kita ingin survive di era informasi dengan kemajuan dan kecanggihan ICT-nya ini namun kita masih mencukupkan diri hanya dengan teknologi “zaman onthel”.

Satu hal yang tak terbantahkan bahwa santri adalah “manusia”, yang memiliki dunia yang sama dengan manusia lainnya, karena hidupnya juga di bumi, kendati sebagian keinginan, kebutuhan, dan harapannya mungkin berbeda dengan manusia lainnya. Santri hanyalah sebuah atribut bukan sebuah “spesies” bagi orang yang memiliki kesadaran keagamaan tinggi. Suka atau tidak, mereka akan bersaing dengan manusia-manusia lainnya untuk menggapai asa dan citanya kini dan masa depan. Syarat untuk memenangkan persaingan, tentu tidak cukup dengan do’a semata, melainkan juga dengan ikhtiar.

Kesediaan santri membekali diri dengan penguasaan teknologi, baik dalam artian kesanggupan menciptakan ataupun memanfaatkannya, merupakan wujud kesungguhan ikhtiar tersebut. Sebab, di era sekarang penguasaan teknologi ibarat ilmu alat yang diperlukannya untuk mempertegas jati diri kesantrian di tengah kian ketatnya persaingan. Melalui penguasaan teknologi informasi, terbuka kesempatan untuk memperluas horison pengetahuan, memperluas jangkauan kiprah, dan meningkatkan daya saingnya, dengan catatan selama gaspok (tugas pokok) sebagai santri tidak terabaikan. Ironis, jika menguasai teknologi, tetapi tidak bisa ngaji, atau sebaliknya, pintar ngaji, tetapi gaptek (gagap teknologi).

Wawasan Baru
Dengan demikian, sudah saatnya ditumbuhkan cara pandang komplementer terhadap penguasaan teknologi dan gaspok santri, bukan dikotomisasi. Memang teknologi adalah produk penerapan ilmu pengetahuan (sains) yang terkadang tidak lagi sepenuhnya netral. Dalam kaitan ini, penyigapan santri terhadap teknologi dituntut kritis-selektif sehingga mampu memilah dan memilih teknologi manakah yang benar-benar bermanfaat dan yang tidak. Sebab, teknologi bisa menjadi alat, tetapi juga bisa memperalat kita, bergantung pada bagaimana kita menyikapinya.

Jadi, untuk menghindari dampak negatif dari penguasaan teknologi, tentunya kita harus memperdalam ilmu agama dan keimanan sebagai pokok utama, sedangkan teknologi sebagai penunjang saja. Ilmu-ilmu yang di pelajari dalam sekolah khususnya ilmu yang berhubungan dengan syariat islam jangan sampai ditinggalkan karna ilmu syariat sebagai pondasi. Kalau sudah mempunyai pondasi yang kuat maka kita takkan terpengaruh dengan hal-hal yang berbau kenegatifan. Supaya dapat terhindar dari hal-hal negatif maka kita harus memfilter diri kita sendiri, mengingatkan dengan dasar-dasar ilmu-ilmu yang kita pelajari di sekolah.

Apabila belum menguasai teknologi dan agar tidak semakin tertinggal tentunya, “Santri harus membuka diri dan mau belajar tentang teknologi tersebut hingga dapat menguasainya, secara otomatis dampak negatif akan hilang itu salah satu caranya, dan di perlukan pembelajaran khusus baik secara langsung ataupun tidak langsung termasuk fasilitas.

Jadi dalam Penguasaan Teknologi harus disertai dengan ketaqwaan. karna akan menjadikan teknologi bermanfaat, menjadi teknologi yang akan mengibarkan agama dan nantinya akan muncul teknologi-teknologi yang sesuai dengan syari’at agama Islam. Seperti tayangan TV dan program-programnya yang menunjang kepada ketakwaan kepada Allah. Akses-akses, rambu-rambu, dan tujuan bahwa teknologi yang digunakan akan membawa dampak positif sehingga kejayaan santri yang berteknologi itu akan menjulang tinggi, yang kemudian pada akhirnnya santri akan jaya dan diperhitungkan masyarakat dunia.

Itu semua dapat tercapai bergantung kesanggupan kita dan kesediaan memulai mengedepankan akhlak dan teknologi yang baik. Sehingga menjadi santri yang berteknologi bisa dimulai dari sekarang. Kalau sekarang mereka sadar akan teknologi maka sepuluh tahun kemudian, Insya'allah akan mengibarkan santri ditengah-tengah masyarakat.

Narasumber :
Mahmud Arif (Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
KH:Syafik Naschan (Ketua MUI Kudus)
Bapak Ulin Nuha (Pengajar MA NU TBS)

0 komentar:

Posting Komentar

About Magazine

Foto saya
ATH THULLAB adalah majalah tahunan Madrasah NU TBS Kudus, yang di terbitkan oleh segenap PP-IPNU MA NU TBS. ATH THULLAB sekarang sudah mengijak pada edisi 17 dengan tampilan yang apik dan mengalami rovolusi serta pembaruan di berbagai rubrik. Akhir kata, Selamat membaca..

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More