Rabu, 08 Juli 2009

S E P E D A Hemat dan Menyehatkan


S E P E D A Alat Transportasi Terhemat, Bergengsi, Menyehatkan, Dan Tereksis

Masihkah anda menggunakan sepeda, atau jangan-jangan sudah dijual. Bisa dikatakan terhemat karena tidak membutuhkan BBM. Dikatakan bergengsi karena sepeda merupakan alat transportasi bergengsi di negeri Belanda. Menyehatkan karena dengan bersepeda rutin setiap hari membuat diri menjadi rileks, tenang, dan sehat dan jika dijadikan hobi bersepeda dapat meningkatkan vitalitas daya hidup. Selain itu bersepeda juga menyenangkan. Tereksis karena alat transportasi tersebut masih berlaku dikalangan manapun mulai dari pejabat hingga rakyat, contoh: Amien Rais. Beliau sering menyempatkan untuk bersepeda. Sebuah alat transportasi yang masih eksis dan melegenda di negeri kincir angin ini mempunyai sejuta sejarah dalam perkembangan. Berdasarkan keputusan the International Cycling Histori Conference (ICHC) konferensi internasional sejarah sepeda, penemu sepeda dianugrahkan pada Karl Von Drais.

Menurut ensiklopedia columbia dan britannica.com , nenek moyang sepeda berasal dari prancis tepatnya sejak awal abad ke-18 dan dikenal dengan kendaraan velocipede awalnya bentuk sepeda belum menggunakan konstruksi besi. Seorang jerman Baron Karl Drais Von Sauerborn pantas disebut sebagai penyempurna “velocipede” itu tahun 1818 Von Sauerborn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya sebagai kepala pengawas hutan badan ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang baron sebagai “dandy horse” dari beberapa orang yang mencoba menyempurnakan bentuk sepeda adalah ernest michaux (1855) dan pierre lallement (1865) keduanya berkebangsaan prancis. michaux dikabarkan menyempurakan sepeda dengan membuat pemberat engkol sehingga laju sepeda lebih stabil sementara lallement memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi disekelilingnya (sekarang dikenal sebagi pelek atau velg).

Lellement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar dari pada roda belakang. Kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban, namun faktor keamanan dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan goncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang, setengah bercanda masyarakat menjuluki sepeda lallement sebagai “boneshaker” penggoyang tulang. Tidak heran jika di era 1880-an tiga roda dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik seped pertama di Convenry Inggris pada tahun 1885 pabrik yang didirkan James Strarley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin laju sepeda pun tak lagi berguncang penemuan lain seperti rem perbandingan gigi yang bisa di ganti-ganti rantai setang yang bisa di gerakan dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda sejak itu berjuta-juta orang mulai mnjadikan sepeda sebagai alat tranportasi dengan Amerika dan Eropa sebagai pionernya.

Dan sekarang sepeda tidak ada yang tidak mengenal, sepeda sudah mendunia dan tidak mengenal usia. Kring.....kring....kring.... mari kita budayakan bersepeda ambil sepeda lalu gayuh pedalnya.

oleh : muhammad abdu al_muhith*
*penulis adalah koordinator english club
Sumber : Internet

0 komentar:

Posting Komentar

About Magazine

Foto saya
ATH THULLAB adalah majalah tahunan Madrasah NU TBS Kudus, yang di terbitkan oleh segenap PP-IPNU MA NU TBS. ATH THULLAB sekarang sudah mengijak pada edisi 17 dengan tampilan yang apik dan mengalami rovolusi serta pembaruan di berbagai rubrik. Akhir kata, Selamat membaca..

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More