Sebagai
cikal generasi muslim masa depan
pondok
pesantren adalah lembaga pendidikan dan juga merupakan basis pendidikan serta
penyebaran agama islam, syech maghribi adalah salah satu ulama’ yang dianggap
sebagai perintis munculnya pendidikan pondok pesantren pertama kali di tanah
jawa. Kota Kudus merupakan salah satu kota di Jawa yang termasyhur dengan
sebutan “kota santri”. Hal itu dikarenakan banyaknya pondok pesantren yang
berdiri di kota Kretek itu, di antara sekian pondok pesantren yang sampai saat
ini masih eksis di sepanjang zaman mulai dari zaman belanda, orde lama, orde
baru hingga sekarang dan terus berkembang adalah Ponpes Roudlotul Muta’allimin
(PPRM) jagalan,62 langgar dhalem kota kudus.
Sejarah berdirinya
PPRM
Pon
Pes Raudlatul Muta’allimin ini tidak bisa lepas dari nama salah seorang ulama’
kudus yaitu K.H Irsyad.mbah irsyad, demikian panggilan akrab beliau, adalah
sosok ulama’ yang berasal dari Demak, lahir sekitar tahun 1880 di Desa Balung
Kendal, Bale Rejo, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak. Mbah Irsyad datang ke Kudus
atas permintaan H. Mansyhur, seorang yang di temuinya. Saat itu Mbah Irsyad sedang
sakit kemudian dibawa berobat ke Mbah Sumo salah satu orang yang ahlidalam Ilmu Hikmah di Kudus. Malah akhirnya
Di ambil menantu oleh mbah Sumo untuk Di nikahkan dengan putrinya yang bernama Munijah.
Pada
waktu itu pula Mbah Irsyad diamanati tanah wakaf oleh H. Mansyhur yang kemudian
dibangun sebuah rumah dan pesantren yang sangat sederhana. Posisi pesantren Jagalan
yang pertama kali berada di sebelah selatan pesantren sekarang, tepatnya di
dukuh Jagalan Desa Langgardalem Kota Kudus. Karena situasi dan kondisi yang
tidak memungkinkan maka pesantren dipindahkan ke sebelah Utara dan ikut wilayah
Dukuh Kaujon. Namun, hingga kini pesantren itu tetap di kenal dengan sebutan
pesantren Jagalan atau Ponpes Roudlotul Muta’allimin/PPRM, nama tersebut diberi oleh keponakan H. Rif’an
yaitu H. Fachrudin (Besito).
Komunitas santri
Sepeninggal
Mbah Irsyad pesantren dipimpin oleh menantu pertamanya, yaitu Kiai Rif’an
Jahuri sampai puluhan tahun. Dalam kepemimpinannya beliau dibantu oleh iparnya.
yaitu H. Mas’ud Irsyad, pemilik toko tekstil Barokah Sebagai pengasuh pesantren,
beliau juga dikenal sebagai Kiai yang ahli dalam bidang Ilmu Falak dan Hisab. Setelah
Kiai Rif’an, pesantren ini diasuh oleh salah satu putra Mbah Irsyad yang
bernama Kiai Selamet Sholihul Hadi, adik H. Mas’ud Irsyad Setelah Kiai Solihul
Hadi meninggal dunia pesantren dipimpin oleh K.H Ma’ruf Irsyad. pesantren
Roudlotul Muta’allimin mengalami perkembangan yang pesat sampai sekarang.
Pesantren
yang sering di kenal dengan sebutan “pesantren Kiai Ma’ruf Irsyad” ini, keberadaan
pondok yang di kelola kiai Ma’ruf secara fisik awalnya memang sederhana, tapi
karena ketekunan beliau di dukung oleh para alumni, dan pengusaha-pengusaha
Kudus akhirnya keberadaan pondok menjadi maju dan baik. Sekarang pondok Jagalan
kini memiliki 4 lokasi, yaitu di kediaman Kiai Ma’ruf Irsyad Sendiri, di
belakang Masjid Kaujon dan di sebelah timur kediaman Kiai Ma’ruf Irsyad, yang
satunya lagi berlokasi di sebelah timur pondok barat, tepatnya dekat dengan
koperasi pondok yang sekarang masih dalam tahap pembangunan.
Jumlah santri yang
terdaftari sekarang mencapai angka + 400 santri. Basis santi adalah para
siswa Madrasah Qudsiyyah, Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyyah (TBS) dan
Madrasah Diniyyah NU Kradenan. Hal itu di sebabkan karena kedisiplinan Beliau yang
tinggi. Kiai Ma’ruf Irsyad adalah seorang Kiai yang tidak pernah mondok di tempat
lain kecuali beliau hanya mengaji dengan kiai-kiai yang hanya ada di kudus, di
antara guru beliau adalah Mbah Asnawi, Mbah Turaichan Adjhuri, Mbah Ma’mun, Kiai
Hambali, Mbah Sirojuddin dan masih banyak guru-guru Beliau. Kedisiplinan Kiai
Ma’ruf itu diawali dari masa kecilnya, yaitu semenjak masih sekolah di MTS NU
TBS Kudus, beliau sudah di suruh membantu mengajar di pondok.
Sistem
pendidikan
Di
PPRM kebanyakan pengajian yang diadakan untuk para santri langsung diasuh oleh
pengasuh pondok tersebut. Kegiatan di Pon-pes Roudlotul Muta’allimin setiap
hari selalu diisi dengan nuansa Islami, seperti mengaji Al-Qur’an ataupun
mengaji kitab-kitab Salaf. Diantara kitab-kitab salaf yang di ajarkan adalah: Kifayatul
Adzkiya’, Riya Dhussholihin, kitab Tafsir Al-Jalalain, kitab
hadits; Al- jami’ Al-Shoghir, Bukhori Ikhya’, kitab fiqih;
Fath Al-Mu’in, Fath Al-Qorib Al-Mujib, Khasifathus Shaja dan Al-Iqna’,
kitab tashawwuf Irsyad Al-Ibad dan Nasho’ih Al-Ibad, kitab nahwu;
Al-Jurumiyyah, Al-umrithi, Al-Mutammimah, Alfiyah Ibn- Malik dan Syarh
Ibn Aqil Ala Alfiyah Ibn Malik, kitab shorf; Al-Amtsilah Al- Tashrifiyyah,
Nadhm Al- Maqshud, kitab tajwid; Hidayah Al-Mustafid dan Al-Jazariyyah.
Sistem pembelajaran menggunakan
sistem kelas dan sistem kategori. Sistem kelas terdiri dari kelas 1 sampai
kelas 6, masing-masing diberi materi khusus. Pengelompokan kelas tersebut sudah
di persiapkan sejak santri mondok di pesantren, sistem kategori digunakan untuk
membedakan kelompok santri menjadi kategori pengajian santri dewasa dan santri
anak-anak. K.H. Ma’ruf Irsyad selaku pengasuh pesantren Roudlotul Muta’allimin,
di dukung oleh sejumlah ustadz diantaranya adalah K.H. Kustur Faiz,S.Ag(alumni),
Kiai Saifuddin Lutfi al-Falaqi(keponakan), K.H. Drs Wahyul Huda
(menantu), K.H. Abdul Basyit al-hafidzh(menantu), Kiai Jazuli
S.ag.(menantu), Ustadz H. Durun nafis(keponakan), UstadzHanafiB.A(keponakan),
ustadz M. Ali Fikri(menantu), K.H.masyfui(menantu) dan dibantu oleh ketua
pon-pes dan seluruh jajaran pengurus.
Kesehatan
santri
Agar
kesehatan santri tetap terjaga dan terjamin, maka dalam penanganan kesehatan,
santri PPRM berobat di balai pengobatan asy-syifa. Biaya pengobatan di ambilkan
dari iuran syahriyyah per bulan, selain itu juga di sediakan obat-obatan yang
sifatnya sebagai usaha pertolongan pertama dan yang sifatnya spontanitas.
Rutinitas
santri
Di
mulai dengan jama’ah subuh dilanjutkan dengan mengaji Al-Qur’an dengan memakai
sistem sorogan (tatap muka langsung). Kemudian pada sore hari setelah
berjama’ah shalat asyhar diadakan membaca Al-Fiyah secara bersama-sama. Petang harinya
setelah jama’ah shalat maghrib, kegiatan
dengan sistem bandongan dilaksanakan. Kitab-kitab yang di bacakan antara lain:
Fath Al-mu’in, Irsyadul ibad, Majalis As-syaniyah, Al-jami’ Al- shoghir,
Kifayatul Adzkiya’, Riyadhoh As-sholihin, Khasifathus Shaja, Ikhya’ Ulumuddin,
Qomi’ At-tughyan dan tijanud dharari. Pada kesempatan lain setiap 1 minggu
sekali, para santri di ajak berziarah ke makam Mbah Arwani dan Mbah Irsyad yang
berlokasi di pemakaman umum krapyak dan komplek
Yanbu’ul Qur’an Pusat.
Prestasi
santri
Banyak prestasi
santri yang mengharumkan nama pon-pes raudlotul muta’allimin (PPRM),
diantaranya adalah juara 1 khot tingkat sejawa
Tengah yang di raih oleh seorang santri asal kota Jepara. Dan beberapa santri
yang lain baik di sekolah maupun di luar sekolah tingkat umum.
Pesantren ini
juga telah banyak menghasilkan alumni atau mutakhorrijin yang menyebar di
berbagai daerah. Di antara mereka ada yang mengajar di madrasah, pesantren, menjadi
muballigh, menjadi wirausahawan, dan bahkan ada yang telah berhasil mendirikan
pesantren sendiri.
Pesan-pesan
K.H.M.Ma’ruf Irsyad untuk para santri,khususnya bagi santri TBS kudus:
Santri TBS ojo
gumunan, ojo gampang kepencut, sekabehane perkoro kudu di ukur kelawan mizanu
syar’i.
Artinya:
Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan
neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS. Al-Isra’:35)
Demikianlah
sekilas tentang pon-pes”Raudlatul Muta’allimin” semoga dapat menambah
pengetahuan kita,dan mohon maaf jika masih ada keterangan kami yang kurang
lengkap.semoga dapat terus berkembang dan mendapat ridlo ilahi.
Reporter: M.Nafiul Haris, M. Jamilludin
Sumber: K.H. M. Ma’ruf IrsyadK.H. Masfu’iPengurus pon-pes
1 komentar:
like this nda
Posting Komentar