Andai jarak
bumi lebih jauh atau lebih dekat, andai bumi ini tidak berevolusi dengan
kemiringan 23o, dan tetes hujan tak jatuh dengan kecepatan dan
bentuk terukur, andai pelindung magnetik tak pernah ada, andai atmosfer hilang
dari udara, andai Allah tak memasangkan bulan dengan bumi, andai ledakan besar
(big-bang) yang menjadi awal terjadinya alam semesta terlambat satu detik, maka
tak akan pernah ada kehidupan. Sungguh maha sempurna Allah, Dzat yang menciptakan
alam semesta ini dengan perhitungan dan “penyetelan” yang sangat cermat,
teliti, dan rumit serta terukur.
Renungkanlah
alam ini sejenak! Perhatikan lebih seksama, benda di sekeliling kita. Misalnya
hujan yang jatuh dari langit dengan kecepatan dan bentuk terukur. Sehingga
tidak membahayakan manusia saat jatuh menghujam bumi. Allah telah merancang
bentuk hujan sedemikian unik sehingga jatuh dalam tetesan-tetesan kecil dengan
kecepatan yang tidak membahayakan. Diameternya kira-kira berukuran 2 mm. Hal
ini memungkinkan tetesan air hujan untuk jatuh bebas hanya dengan kecepatan 2-6
m/s dari awan mendung setinggi 1500 meter. Padahal, kalau saja kita hitung
benda lain yang jatuh dari ketinggian yang sama, maka benda tersebut akan tiba
di bumi dengan kecepatan ratusan km/jam yang tentu saja sangat berbahaya dan
memiliki daya rusak yang sangat besar. Belajar dari hal ini, manusia sekarang
meniru bentuk tetesan hujan dalam pembuatan parasut.
Perhatikan pula
angin! Tidak sia-sia Allah menciptakan angin. Angin yang jarang kita renungkan
keberadaanya, ternyata berhembus membawa benih-benih tumbuhan dan mengarak awan
yang membawa butiran hujan. Allah juga mengatur kandungan udara yang kita
hirup. Jika saja kandungan oksigen di udara lebih tinggi, maka udara akan sangat
mudah terbakar. Sebaliknya jika oksigen terlalu sedikit, maka manusia akan keracunan dan sulit bernafas.
Perhatikan
juga semua kecanggihan teknologi yang dibuat manusia! Seperti ponsel yang
menjadi alat komunikasi nomor satu di dunia. Tulisan yang kita susun melalui
teknologi SMS, dapat secepat kilat diterima oleh saudara kita nunjauh di lain negara,
mengarungi samudera dan menjelajahi benua dalam hitungan detik. Juga teknologi
dalam televisi, gambar-gambar dari suatu tempat bisa terkirim melalui udara ke berbagai
tempat bahkan hingga pelosok negeri. Serta teknologi yang sedang “in” saat ini,
internet. Jutaan informasi, gambar, lagu, dapat bersama-sama dinikmati oleh
berjuta manusia dari berbagai negara. Ternyata semua kecanggihan itu tidak bisa
terlepas dari keberadaan alam ini. Melalui pemanfaatan ionosfer, gelombang
elektromagnetik, barang tambang, minyak dan gas di perut bumi, tanpa alam yang
demikian terencana, berbagai kemajuan teknologi tersebut tak akan pernah ada.
Jika saja kita mau merenung sejenak, alam raya dan seisinya adalah sesuatu yang
amat dahsyat dan luar biasa.
Alam
semesta ini memang dahsyat. Banyak bukti ilmiah yang ditemukan oleh ilmuwan modern
yang menunjukkan alam semesta ini diciptakan dengan sangat teratur. Misalnya
bumi yang kita tempati ini. Dzat Yang Maha Kuasa telah mempersiapkan, mengatur,
dan menghitungnya sehingga bisa kita tempati. Jarak rata-rata bumi terhadap
matahari adalah sekitar 150 juta km. Jika planet Bumi lebih dekat dengan Matahari,
pasti akan menjadi planet hangus, seperti Merkurius. Dan jika jaraknya lebih
jauh dari jarak saat ini, maka temperatur bumi akan sangat dingin. Lapisan es
akan menyelimuti bumi kita dan mungkin tidak akan pernah ada kehidupan
diatasnya. Menurut perhitungan para ahli, jika 10% saja dari panas yang dipancarkan
matahari berkurang, maka akan membuat permukaan bumi tertutup es setebal
beberapa meter.
Sebaliknya, jika panas matahari naik sedikit saja maka seluruh
makhluk di bumi akan hangus dan mati. Contoh lain dari keterukuran bumi adalah
bumi mengelilingi matahari dengan sumbu kemiringan sebesar 23027’.
Kemiringan ini mencegah panas yang berlebihan antara daerah kutub dan khatulistiwa.
Hal ini membuat temperatur di bumi menjadi sedang. Jika kemiringan ini tidak
ada, perubahan temperatur antara kutub utara dan khatulistiwa akan jauh lebih
tinggi dan tidak akan ada daerah bertemperatur sedang di bumi.
Selain
jaraknya yang telah dipersiapkan, Allah SWT juga melindungi bumi dengan
berbagai perisai dan pelindung. Atmosfer diciptakan Allah untuk melindungi bumi
dari benda-benda luar angkasa seperti meteor dan pecahan dari tabrakan benda
langit. Sebuah tabrakan antara satelit militer Rusia dan Departemen Pertahanan
AS (Pentagon) pernah terjadi. Tabrakan itu terjadi sekitar 780 km di atas Siberia.
Pecahan akibat tabrakan itu bisa membahayakan, karena kecepatannya mencapai 8
km/s. Namun, karena jaraknya yang jauh dan adanya atmosfer, pecahan tersebut
tidak membahayakan penduduk bumi. Atmosfer juga melindungi bumi dari radiasi sinar
Ultra Violet (UV). Radiasi sinar UV yang berlebihan dapat menyebabkan kanker
yang berakibat sangat mengerikan pada kulit kita.
Selain
itu, diciptakan-Nya pula semacam sabuk pelindung yang terbuat dari medan magnetik
di sekitar bumi yang dikenal sebagai sabuk Van Allen. Tujuannya, agar planet
kita terlindung dari terpaan dan hantaman angin matahari serta lontaran
sejumlah gas yang berasal dari korona matahari (Coronal Mass Ejjection/CME). Angin ini menghasilkan berton-ton gas
yang sangat panas dan memiliki kandungan listrik yang sangat besar. Oleh sabuk
Van Allen, angin matahari ini ditangkal sehigga tidak sampai permukaan bumi.
Kemudian, disalurkan ke bagian kutub utara dan selatan bumi sehingga bertumbukan
dengan atmosfer kutub. Tumbukan ini menghasilkan cahaya yang sangat indah,
berpendar di daerah kutub utara dan selatan dengan beraneka ragam warna
tergantung komposisi udara di atmosfer. Cahaya indah berwarna-warni ini dikenal
sebagai Aurora, yang hanya dapat dinikmati di daerah yang dekat dengan kutub
utara dan kutub selatan saja.
Bayangkan,
apa yang terjadi jika sabuk Van Allen tidak disiapkan Allah? Seluruh peralatan
yang terbuat dari logam pastilah akan mencair karena panas dan arus listrik
yang diterima bumi akan sangat besar. Pusat pembangkit tenaga listrik mungkin
akan meledak karena kelebihan beban listrik. Kulit kita akan terbakar, sarana
komunikasi akan terputus, bencana dan kekacauan dahsyat akan terjadi di bumi.
Perhatikan
juga bahwa banyak hewan seperti beberapa jenis burung menggunakan magnet bumi
yang berasal dari kutub sebagai penunjuk jalan. Seandainya magnet bumi
tiba-tiba hilang, mereka tidak akan mampu mengarungi samudera dan menjelajahi
benua. Mereka akan tersesat dan kehilangan arah.
Dengan
merenungkan semua keterangan diatas, jelaslah bahwa alam semesta ini dirancang
oleh Allah SWT dengan ukuran-ukuran yang sangat teratur. Dengan demikian,
melalui pengukuran pulalah kita dapat memahami kebesaran-Nya. Dengan
mempelajari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), alam semesta dapat diungkap
lebih dalam dan terperinci. Kita juga bisa menyelidiki penyebab planet,
bintang, dan galaksi dapat tergantung di luar angkasa padahal tidak ada tali
yang mengikatnya dan tidak ada tangga yang menyangganya. Sungguh kedahsyatan
yang luar biasa. Kedahsyatan alam semesta menunjukkan kebesaran dan keagungan Sang
Pencipta, Allah SWT.
Oleh: Ufiq Faishol Ahlif
0 komentar:
Posting Komentar