”Barang siapa yang
Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan
dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah
ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada
orang-orang yang tidak beriman.” ( Qs. Al-An’aam : 125 )
Sesuai
dengan judulnya, buku karangan Syaikh Abdullah M. Al-Ruhaili ini ingin memberitahukan
kepada seluruh dunia tentang sebuah kitab yang amat menakjubkan bernama
Al-Qur’an dan selanjutnya memperkenalkan Islam kepada ilmu pengetahuan.
Dalam pendahuluan buku ini terdapat salah
satu fenomena keajaiban yang paling populer dan menakjubkan. Dewasa ini adalah
sejumlah pernyataan Al-Qur’an berkaitan dengan sains, dimana pada masa
diturunkannya Al-Qur’an 1400 tahun yang lalu, Nabi Muhammad SAW dan orang-orang
yang hidup dimasa itu, tidak mengetahui masalah ini.
Dalam
buku ini, juga diterangkan sejumlah ayat yang berkaitan dengan sains modern,
seperti fakta tentang penciptaan manusia. Sebagai contoh, sperma laki-laki
merupakan ‘cairan yang bercampur’ ( Qs, 76 :2 ). Seperti difahami, sperma
terdiri atas sejumlah sekresi (cairan ) yang berasal dari testis, vesikal
seminalis, prostate, dan kelenjar lainnya. Secara harfiah berjuta-juta sperma
dihasilkan dan dikeluarkan setiap kali dipancarkan, hanya satu sel sperma yang
digunakan dalam proses pembuahan. Kenyataan ilmiah ini, dikenal didalam ayat
Al-Qur’an dengan nama ‘nutfah’ (Qs, 75: 37) yang merupakan setetes cairan yang
bercampur. Sel sperma selanjutnya menyatu dengan sel ovum (telur) dan kemudian
membentuk zigot. Peristiwa ini terjadi di dalam rahim sang ibu, sebuah ‘tempat
yang kokoh’ (23:13). Selama proses kelahiran, jalan lahir bagi bayi mulai dari
rahim hingga dilahirkan melalui saluran kecil ini.
Judul buku : Al-Qur’an The Ultimate TruthPenulis : Syaikh Abdullah M. Al-RuhailiAlih Bahasa : Andi AchmadEditor : MIRQAR Words CenterPenerbit : Mirqat PublisingCetakan : Juli 2008Resentator : M. Khoirul Fatihin (XI B IPA2)
Pada
bagian pertama terdapat bukti-bukti mukjizat ilmiah Al-Qur’an dan Hadis Nabi.
Sebagai gambaran yang diberikan dalam Al-Qur’an merupakan sesuatu yang dapat
diuji kebenaranya, Sejak pertama kali Al-Qur’an diturunkan hari ini hingga
akhir zaman dengan pembuktian sains, sebagai suatu hal yang amat penting untuk
diketahui oleh manusia. Hingga hari ini, Allah masih mewarisi bumi dengan
segala isinya. Para ulama adalah pewaris Nabi sebagai perantara pesan dan
petunjuk dalam meneruskan pesan tentang kebenaran dan kebaikan harus tetap
berlaku diantara umat manusia.
Selanjutnya,
pada bagian kedua penulis menanggapi ada sebuah inti keimanan dan keislaman
seseorang dalam agama Islam. Inti keimanan itu adalah pertama percaya kepada
Allah, percaya pada para Nabi dan Rasul-Nya, percaya pada Kitab-Kitabnya,
percaya kepada para Malaikat-Nya, percaya kepada hari kiamat, percaya kepada
takdir baik dan buruk. Dan lima rukun Islam, pertama mengucapkan syahadatain,
mendirikan shalat, berpuasa, mengeluarkan zakat, menunaikan haji ke Baitullah
(Mekah).
Pada bagian
ketiga penulis menanggapi bahwa Al-Qur’an adalah kitab Allah yang terakhir
diturunkan dan sebagai sumber rujukan utama ajaran Islam. Didalamnya,
terkandung semua aturan yang berhubungan denaga manusia , kebajikan, aqidah,
ibadah, jual-beli, hukum, dan lain sebagainya. Namun tujuan utama diturunkannya
Al-Qur’an adalah sebagai penghubung antara sang pencipta dan hambanya.
Banyak
para ilmuan dari berbagai bidang sains telah mengkaji Al-Qur’an dan telah
mengakui bahwa kitab ini sudah pasti berasal dari Tuhan, pencipta alam semesta,
yang didalamnya berisikan semua fakta yang sama dari apa yang mereka teliti
selama ini. Seperti Profesor Dorja Rao Berkata: ‘Amat sulit untuk membayangkan
pengetahuan seperti ini ada pada masa itu ( 1400 tahun yang lalu ). Mungkin
Muhammad memiliki anggapan sederhana menganai fakta ilmiah yang dibuktikan
benar diabad kita, secara terperinci amatlah sulit,. Maka keterangan ini
(ayat-ayat Al-Qur’an ) sudah pasti bukanlah berasal dari pengetahuan manusia
biasa’.
Kemudian,
untuk menyempurnakan secara utuh tentang Al-Qur’an yang telah ditanggapi, pada
bagian terakhir buku ini (lampiran) penulis menyimpulkan bahwa hari ini adalah
sebuah fakta yang senantiasa abadi sekaligus saksi hidup yang senantiasa
memberikan petunjuk dalam segala aspek kehidupan. Al-Qur’an adalah mukjizat
yang senantiasa hidup bersama kita hingga hari kiamat.
0 komentar:
Posting Komentar