Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pusat penyebaran agama islam
yang didirikan atas dasar tafaqqohu fid
din yakni kepentingan umat islam untuk memperdalam ilmu pengethuan agama
islam. Pada dasarnya tujuan dari pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan
kepribadian seorang muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, dan
bermanfaat bagi masyarakat serta berpegang teguh dalam kepribadian, dan
menyebarkan agama islam demi kejayaan umat islam dimuka bumi ini.
Sebagaimana pesantren adalah sebagai
sistem dan industri pendidikan
yang bersifat khas (tradisional dan konvensional) yang tetap eksis dan memberikan kontribusi dalam menyiapkan SDM, dan juga siap sebagai basis generasi masa depan. Keberadaan pesantren dalam sejarah Indonesia juga melahirkan potensi yang memang telah teruji, bahwa pesantren dalam perubahan sosial sebagaimanapun senantiasa berfungsi sebagai penyebaran dan sosialisasi islam, dari segi fungsinya pesantren lembaga pendidikan dan penyiar islam, dan ini menjadi identitas pesantren pada awal penyebaran agama islam, pesantren sebagai perantara pendidikan ulama dan intelektual pada umumnya terus menyelenggarakan misi utamanya yaitu belajar agama islam atau ilmu apapun yang bermanfaat seperti yang ditegaskan dalam al-Qur’an surat at-Taubah: 122, yang Artinya: tidak sepatutnya bagi orag-oramg yamg beriman itu pergi semuanya kemedan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam ilmu pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS. At-Taubah: 122).
yang bersifat khas (tradisional dan konvensional) yang tetap eksis dan memberikan kontribusi dalam menyiapkan SDM, dan juga siap sebagai basis generasi masa depan. Keberadaan pesantren dalam sejarah Indonesia juga melahirkan potensi yang memang telah teruji, bahwa pesantren dalam perubahan sosial sebagaimanapun senantiasa berfungsi sebagai penyebaran dan sosialisasi islam, dari segi fungsinya pesantren lembaga pendidikan dan penyiar islam, dan ini menjadi identitas pesantren pada awal penyebaran agama islam, pesantren sebagai perantara pendidikan ulama dan intelektual pada umumnya terus menyelenggarakan misi utamanya yaitu belajar agama islam atau ilmu apapun yang bermanfaat seperti yang ditegaskan dalam al-Qur’an surat at-Taubah: 122, yang Artinya: tidak sepatutnya bagi orag-oramg yamg beriman itu pergi semuanya kemedan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam ilmu pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS. At-Taubah: 122).
Sekilas bila kita lihat ayat diatas,
bisa menjadikan umat semakin tafaqqohu fid din dan memotifasi kader
ulama dalam misi dan fungsinya sebagai warasat
al-anbiya, pendidikan pesantren juga dapat mengakomodasikan dan menjawab
berbagai tantangan peran dan dapat memberikan keuntungan bagi sebesar-besarnya
kemaslahatan umat, dalam konteks ekselerasi iptek dan globalisasi informasi.
Dunia pesantren tidak pernah kehilangan
peminat dari kalangan genersi muda, terbukti bahwasanya pesantren kuno yang terus
berproses dan pesantren baru terus bermunculan, seiring dengan itu semua,
system dan perantara pendidikan berlabel modern berkembang pesat yang didukung
sarana dan prasarana juga kurikulum yang terus diuji cobakan, sehingga membuat
para santri tidak merasa ketinggalan dalam menghadapi tuntutan zaman seperti
saat ini, jadi meski ada satu dua yang ditinggalkan santrinya, semisal karena
sang kyai lebih memilih terlibat politik ataupun mempunyai kesibukan yang lain,
pesantren tetap eksis dan masih bisa menunjukkan gregetnya ditengah gejala
tumbuhnya pesantren plus, pesantren kilat, pesantren modern dan lain
sebagainya.
Penghormatan kepada kiyai atau ulama’ pun dilakukan santri secara
proporsional, sesuai dengan etika dan pendidikan islam. Para ulama’, seperti
disebut dalam sebuah hadits, merupakan golongan yang dianggap sebagai warasat al anbiya’, yang tumbuh secara
mandiri, menjadi panutan masyarakat dalam konsep “hidup sebagai orang mulia
atau mati sebagai syahid” (Isy kariman au
mut syahidan). Maka tidak salah lagi ila kyai disebut-sebut sebagai peran
utama oleh santri dikalangan pesantren sebagai pencetak kader-kader generasi
bangsa dan juga sebagai basis generasi masa depan yang berakhlakul karimah.
Penulis : Oleh
: M. Jamiluddin kelas XI C (Bahasa) MAU
0 komentar:
Posting Komentar